Kalaunak tahu, jom baca maklumat di bawah: 1. Makanan untuk burung dan serangga. Sebab utama sesuatu kolam dihasilkan adalah sebagai makanan untuk serangga dan burung di sekitar rumah. Agama Gambar15. Cacing Tubifex 4.8 Pengelolaan kualitas air Pengelolaan kualitas air media budidaya ikan lele ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian media budidaya seperti yang diinginkan. Parameter kualitas air yang diamati terdiri dari suhu, pH, DO, CO2, ammonia, nitrit. Hasil pengukuran kualitas air dapat dilihat pada Tabel 8. 41 Tabel 9. menjaminkualitas pelayanan kesehatan pada Klinik Pratama, Praktik Mandiri Dokter dan Praktik Mandiri Dokter Gigi, maka FKTP swasta tersebut juga harus memenuhi standar dan terakreditasi. Salah satu strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Puskesmas adalah dengan meningkatkan kualitas SDM kesehatan yang memberikan Vay Tiền Nhanh. Cara meningkatkan kualitas air kolam yang sehat adalah, kecuali? Mengganti air dengan teratur Menambahkan kaporit sebanyak mungkin Membersihkan lantai kolam Menyaring air kolam dari kotoran Semua jawaban benar Jawaban yang benar adalah B. Menambahkan kaporit sebanyak mungkin. Dilansir dari Ensiklopedia, cara meningkatkan kualitas air kolam yang sehat adalah, kecuali Menambahkan kaporit sebanyak mungkin. Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. Mengganti air dengan teratur adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurut saya jawaban B. Menambahkan kaporit sebanyak mungkin adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. Menurut saya jawaban C. Membersihkan lantai kolam adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. Menurut saya jawaban D. Menyaring air kolam dari kotoran adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah B. Menambahkan kaporit sebanyak mungkin. Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah. ï»ż- Untuk mendapatkan kolam ikan yang sehat, Anda harus menjaga kondisi airnya dalam keadaan selalu baik dan sehat. Kondisi air kolam sehat akan membuat ikan tidak mudah ada empat parameter kualitas air yang perlu diperhatikan agar kolam Anda selalu dalam kondisi sehat. Empat parameter itu meliputi suhu air, keasaman dan kebasaan, kandungan oksigen, dan kandungan garam. Simak catatan tentang empat parameter tersebut Suhu air Suhu air bisa mempengaruhi pertumbuhan vegetasi air dan permintaan oksigen di dalam kolam. Peningkatan suhu air akan menyebabkan oksigen berkurang. Selain itu, tanaman dan ikan akan membutuhkan oksigen lebih banyak karena tingkat respirasinya dasarnya, ikan seperti ikan koi tidak memiliki masalah dengan suhu. Umumnya, ikan kuat menghadapi perubahan suhu. Hanya, jika ikan didatangkan dari luar, maka harus beradaptasi dengan air di suhu air bisa mengakibatkan perubahan kebiasaan ikan. Semakin dingin, maka nafsu makan dan pertumbuhannya justru seperti ini, porsi makanan sebaiknya dikurangi. Karena bila tidak dimakan akan membusuk dan membuat air dan kebasaan Keasaman atau kebasaan air diukur dengan pH meter. Keasaman adalah salah satu faktor penting kualitas air yang mempengaruhi kesehatan keasaman diukur oleh kuantitas hidrogen dan hidroksil yang ada di air kolam. Skala pengukurannya dari 1 - 14. Jika ion hidrogen terlalu banyak maka pH terlalu asam. Sedangkan jika hidroksilnya lebih tinggi maka air terlalu basa. Purpose of this research were to identify water quality at Tirta Krida’s and Sendang Delta sport center’s swimming pool in Sidoarjo physically, chemically, and microbiology and identify the health disorder of swimmers. This was a descriptive research with cross sectional approach. Sample consists of the pool’s water raw water, water after chlorination and after used and the swimmers. The sample of the pool’s water was taken in order to observe coliform, pH, residual chlorine and turbidity parameter during work day and holiday. The samples of swimmers were taken with random technique. Result of this study was the pool’s water quality at both locations didn’t meet the criteria according to Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990, coliform, pH and residual chlorine parameters at Sendang Delta sport center didn’t meet the criteria, while at Tirta Krida, the smell and residual chlorine parameters didn’t meet the criteria either. There were health disorders on swimmers in both places. The health disorder that attacks the swimmers was eyes and skin irritation, slip, and cramps. Swimming pool management was suggested to improve the water management systems, use disinfectant properly and control the water quality periodically. The swimmers were suggested to use personal equipment when swimming to avoid health disorders after swimming KUALITAS AIR DAN KELUHAN KESEHATAN PENGGUNA KOLAM RENANG DI SIDOARJO. Available from [accessed Mar 15 2018]. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 26KUALITAS AIR DAN KELUHAN KESEHATAN PENGGUNA KOLAM RENANG DI SIDOARJOWater Quality and Health Complains from Swimming Pool Users in SidoarjoDian Wahyu Cita dan Retno AdriyaniDepartemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlanggaretnoadriyani Purpose of this research were to identify water quality at Tirta Krida’s and Sendang Delta sport center’s swimming pool in Sidoarjo physically, chemically, and microbiology and identify the health disorder of swimmers. This was a descriptive research with cross sectional approach. Sample consists of the pool’s water raw water, water after chlorination and after used and the swimmers. The sample of the pool’s water was taken in order to observe coliform, pH, residual chlorine and turbidity parameter during work day and holiday. The samples of swimmers were taken with random technique. Result of this study was the pool’s water quality at both locations didn’t meet the criteria according to Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990, coliform, pH and residual chlorine parameters at Sendang Delta sport center didn’t meet the criteria, while at Tirta Krida, the smell and residual chlorine parameters didn’t meet the criteria either. There were health disorders on swimmers in both places. The health disorder that attacks the swimmers was eyes and skin irritation, slip, and cramps. Swimming pool management was suggested to improve the water management systems, use disinfectant properly and control the water quality periodically. The swimmers were suggested to use personal equipment when swimming to avoid health disorders after swimming pool, swimmer’s health disorder, water qualityAbstrak Renang adalah olahraga yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan. Banyak yang tidak menyadari bahwa kolam renang merupakan media dalam penularan penyakit melalui perantara air kolam renang. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kualitas air kolam renang Tirta Krida dan GOR Sendang Delta di Sidoarjo secara fisika, kimia dan mikrobiologis serta mengidentifikasi adanya keluhan kesehatan pada pengguna kolam renang. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif yang bersifat cross sectional. Sampel dalam penelitian meliputi sampel air kolam renang air baku, air setelah klorinasi dan air sesudah digunakan pengunjung serta masyarakat pengguna kolam renang. Sampel air kolam renang diambil untuk pemeriksaan parameter koliform, pH, sisa klor dan kekeruhan. Opservasi dan pengambilan sampel dilakukan pada hari biasa dan hari libur. Pengambilan sampel pengunjung kolam renang dilakukan secara acak. Hasil penelitian terhadap kedua kolam renang ternyata belum memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Pada kolam renang Tirta Krida, parameter yang belum memenuhi persyaratan adalah bau dan sisa klor, sedangkan pada kolam renang GOR Sendang Delta adalah parameter kejernihan air, pH, koliform serta sisa klor. Terdapat keluhan kesehatan sebagian besar pengujung pada kedua kolam renang tersebut, antara lain iritasi mata, iritasi kulit serta kejadian kecelakaan saat berenang. Disarankan pada pengelola kolam renang untuk memperbaiki sistem pengelolaan air kolam renang, menggunakan desinfektan sesuai kebutuhan serta melakukan pemeriksaan kualitas air secara teratur. Pada pengguna kolam renang sebaiknya menggunakan alat pelindung diri saat berenang untuk menghindari adanya keluhan kesehatan setelah kunci kolam renang, gangguan kesehatan perenang, kualitas airPENDAHULUANRenang adalah olahraga yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan manusia. Berenang di kolam renang merupakan kegiatan olahraga atau rekreasi yang banyak digemari oleh masyarakat termasuk anak-anak. Tanpa disadari, aktivitas tersebut ternyata berpotensi menyebabkan penularan suatu penyakit. Berbagai penyakit mulai dari yang ringan hingga berat dapat terjadi penularannya melalui kolam renang seperti gejala demam, batuk, pilek, atau infeksi faringo konjungtivitis yang disebabkan adenovirus. Banyak yang tidak menyadari bahwa keberadaan kolam renang dapat menjadi sarana dalam penularan penyakit melalui media air. Secara langsung, contact person yang terjadi di antara pengunjung dapat menjadi transmisi kuman penyakit yang sangat baik. Dengan 27D W Cita dan R Adriyani, Kualitas Air Kolam Renang dan Keluhan Kesehatan Penggunademikian kolam renang dapat menjadi salah satu media dalam penularan penyakit melalui perantara air kolam renang, sehingga sanitasi kolam renang perlu telah memberikan rekomendasi tentang persyaratan kolam renang yang sehat dan bersih. Syarat air kolam renang diatur sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang kualitas air kolam renang dan keluhan kesehatan pengguna yang pada lampirannya memuat syarat kualitas air kolam renang. Salah satu aspek yang harus diawasi dari sanitasi kolam renang adalah kualitas airnya yang harus memenuhi syarat, baik secara fisik, kimia, maupun mikrobiologi. Menurut Effendi 2004, kualitas air yang tersedia saat ini masih kurang memenuhi syarat kualitas air bersih, salah satunya berdasarkan syarat mikrobiologis air kolam renang masih mengandung bakteri kualitas air kolam renang secara kimiawi termasuk salah satu upaya sanitasi yang dilakukan. Salah satunya adalah pemberian senyawa kimia berupa senyawa klor berupa kaporit CaOCl2 yang berfungsi untuk menjernihkan dan mendesinfeksi kuman. Namun, penggunaan kaporit juga harus diperhatikan dengan baik dan harus sesuai dengan batas aman yang ada. Penggunaan kaporit dalam konsentrasi yang kurang dapat menyebabkan kuman yang ada di kolam renang tidak terdesinfeksi dengan baik. Sedangkan penggunaan kaporit dengan konsentrasi yang berlebih dapat meninggalkan sisa klor yang menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. Sebagai desinfektan, sisa klor dalam penyediaan air sengaja dipelihara, tetapi dalam konsentrasi yang berlebih klor ini dapat terikat pada senyawa organik dan membentuk halogen- hidrokarbon Cl-HC banyak diantaranya dikenal sebagai senyawa karsinogenik. Halogen adalah anggota golongan unsur nonmetalik yang sangat aktif, terdiri atas fluorin, bromin, iodin, klorin, atau astatin, yang mempunyai sifat kimia yang sama antara satu dan lainnya. Menurut Slamet 1994, di berbagai negara maju sekarang ini, klorinasi sebagai proses desinfeksi tidak lagi memiliki beberapa kolam renang umum yang disediakan untuk keperluan olahraga renang ataupun rekreasi. Pada survei awal yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, tidak didapatkan data mengenai jumlah kolam renang baik indoor atau outdoor, pengawasan, karakteristik, jumlah pengunjung maupun surat izin pengadaan kolam renang umum di Sidoarjo. Sehingga dilakukan survei secara langsung terhadap kolam renang yang terdapat di Sidoarjo. Sidoarjo memiliki beberapa kolam renang outdoor yang memang khusus digunakan untuk olah raga renang, antara lain kolam renang Tirta Krida dan kolam renang di Gelanggang Olahraga GOR Sendang Delta Sidoarjo. Kedua kolam renang ini cukup ramai uraian tersebut, kiranya perlu dilakukan penelitian tentang kualitas air dan keluhan kesehatan pengguna kolam renang Tirta Krida dan GOR Sendang Delta di PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan rancang bangun penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret–Juni 2009. Populasi dari penelitian ini adalah air kolam renang di Tirta Krida dan GOR Sendang Delta Sidoarjo serta masyarakat pengguna kolam renang Tirta Krida dan GOR Sendang Delta di air kolam renang diambil setelah air kolam renang diklorinasi dan setelah digunakan oleh masyarakat pengguna untuk diperiksa parameter MPN Koliform, pH, sisa klor, dan kekeruhan. Pada air kolam renang diambil 2 titik sampel dan masing-masing titik sampel diambil sebesar 200 ml untuk 1 pemeriksaan parameter air. Agar sampel yang diambil dapat representatif maka penentuan lokasi dan titik pengambilan sampel diambil pada 2 dua masyarakat pengguna kolam renang diambil dari rerata jumlah pengunjung kolam renang dalam 1 satu bulan terakhir, yaitu 2000 orang pengunjung kolam renang Tirta Krida dan 1250 orang pengunjung kolam renang GOR Sendang Delta. Sedangkan besar sampel dari pengunjung kolam renang Tirta Krida sebesar 95 orang dan kolam renang GOR Sendang Delta sebesar 93 orang yang diambil dengan cara systematic random sampling. 28 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 7, No. 1 Juli 2013 26–31HASIL DAN PEMBAHASANKualitas Air Kolam Renang Tirta Krida dan GOR Sendang Delta SidoarjoBerdasarkan hasil pemeriksaan kualitas air pada kolam renang Tirta Krida dan GOR Sendang Delta di Sidoarjo apabila dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990, menunjukkan bahwa tidak semua parameter air kolam renang sesuai dengan persyaratan yang renang Tirta Krida, rata-rata kadar sisa klor setelah klorinasi adalah 4,6 mg/L sedangkan rata-rata kadar sisa klor sesudah digunakan pengunjung adalah 0,175 mg/L. Pada perhitungan statistik dengan menggunakan uji t sampel berpasangan diperoleh nilai p = 0,002 p α, hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar sisa klor pada air setelah proses klorinasi dan sesudah digunakan pengunjung kolam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 air kolam renang harus memenuhi syarat antara lain bau, benda terapung, kejernihan air, kandungan MPN koliform, Tabel Pemeriksaan Kualitas Air Kolam Renang Tirta Krida dan GOR Sendang Delta Sidoarjotanggal 31 Mei–1 Juni 2009 menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990ParameterPermenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990KeteranganPemeriksaan Kualitas Air pada Kolam RenangMin MaxTirta Krida GOR Sendang DeltaAir BakuSetelah Khlorinasi rata-rataSesudah Digunakan Pengunjung rata-rataAir BakuSetelah Khlorinasi rata-rataSesudah Digunakan Pengunjung rata-rataBau - - Bebas dari bau yang mengganggu- Bau kaporit- -Benda Terapung- - Bebas dari bentuk terapung- - - -Kejernihan - - Piringan diletakkan pada dasar kolam yang terdalam, dapat dilihat jelas dari tepi kolam pada jarak lurus 7 Jernih Jernih Tidak JernihTidak JernihTidak JernihpH 6,5 8,5 - 7 7,5 7,5 8 9 9Sisa khlor mg/L0,2 0,5 - - 4,6 0,175 - 2,175 0,1375Koliform total jumlah per 100 ml0 200 - 0 0 0 240 0 120 29D W Cita dan R Adriyani, Kualitas Air Kolam Renang dan Keluhan Kesehatan PenggunapH air, dan kadar sisa klor. Timbulnya bau pada kolam renang Tirta Krida berasal dari kandungan kaporit yang berlebihan dalam air, sedangkan penggunaan kaporit yang berlebihan akan mengakibatkan timbulnya keluhan kesehatan pada pengguna air kolam renang misalnya timbulnya iritasi kulit ataupun iritasi mata. Sedangkan keberadaan benda yang terapung dalam kolam renang akan mengganggu kenyamanan bagi pengguna kolam renang pada saat berenang serta dapat mengganggu estetika kolam renang itu normal yang dimanfaatkan untuk suatu kehidupan pada umumnya tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 kejernihan air dapat diukur dengan menggunakan piringan hitam yang sesuai yang diletakkan pada dasar kolam yang terdalam dapat dilihat jelas dari tepi kolam pada jarak lurus 7 m. Air kolam renang ber wana hijau juga dapat menjadi indikator bahwa kolam renang dalam keadaan kotor, karena lantai dan dinding kolam renang berlumut sehingga air yang dihasilkan berwana hijau dan tidak jernih. Air kolam renang yang kurang jernih dapat mengganggu pengguna kolam renang saat berenang serta kenyamanan pengguna kolam renang, misalnya mengganggu mata saat berenang dan rasa gatal pada kulit karena air bakteriologis merupakan salah satu persyaratan yang terdapat dalam persyaratan kualitas air kolam renang yang ada. Salah satu parameter yang digunakan dalam persyaratan bakteriologis ini adalah ada tidaknya kandungan MPN koliform dalam air kolam renang. Dalam parameter mikrobiologis ini hanya dicantumkan koliform tinja dan total koliform. Sebetulnya kedua macam parameter ini hanya berupa indikator bagi berbagai mikroba yang dapat berupa parasit protozoa, metazoa, tungau, bakteri patogen, dan virus Slamet, 1994.Adanya kandungan bakteri koli dalam air dapat menimbulkan gangguan pada manusia terutama penyakit yang berhubungan dengan air, antara lain diare, filariasis, disentri, dan lain-lain. Oleh karena itu, maka kandungan MPN koliform yang disyaratkan haruslah 0/100 ml sampel air Elly, 2007. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 bahwa kadar maksimum kandungan MPN Koliform dalam air kolam renang yang diperbolehkan adalah 0/100 ml sampel CaOCl2 adalah bahan kimia yang paling banyak digunakan untuk desinfeksi air karena murah, mudah didapat, dan mudah penanganannya. Kaporit pada kolam renang berfungsi sebagai zat desinfektan. Zat koagulan pada kolam renang bertujuan untuk membunuh kuman patogen dalam air. Hal ini dilakukan karena meskipun telah melalui proses penyaringan, air kelihatan bersih namun harus dicurigai masih adanya bakteri di dalam air tersebut. Kadar klorin yang dianjurkan sebagai desinfektan untuk kolam renang mempunyai batas hingga 0,5 ppm parts per million.Pada kedua kolam renang didapatkan hasil bahwa sisa kadar klor tidak sesuai dengan ketentuan. Pada pagi hari setelah pemberian kaporit kadar sisa klor melebihi 0,5 mg/L artinya melebihi batas maksimal dari ketentuan yang telah ditetapkan, sedangkan pada sore hari sesudah digunakan pengunjung kadar sisa klor kurang dari 0,2 mg/L artinya kurang dari batas minimum dari ketentuan yang telah kaporit kurang dari 0,2 mg/L tidak akan dapat membunuh kuman patogen, sedangkan penggunaan kaporit yang berlebihan akan mengakibatkan timbulnya keluhan kesehatan pada pengguna air kolam renang misalnya timbulnya iritasi. Klorin yang bersenyawa dengan zat organik, seperti air seni atau keringat, maka akan menghasilkan senyawa sejenis nitrogen trikhlorin yang dapat mengakibatkan iritasi hebat. Dilaporkan juga adanya iritasi mata dan hidung, gangguan saluran cerna dan anemia dapat terjadi akibat penggunaan klorin jangka pada kedua kolam renang tersebut selalu melakukan pengecekan kadar klor dalam air kolam renang saat siang hari dan melakukan penambahan klor, sehingga diharapkan kadar klor dapat berkisar 0,2–0,5 mg/ yang mempunyai pH lebih kecil dari pH normal akan bersifat asam, sedangkan yang mempunyai pH lebih besar dari normal akan bersifat basa Wardhana, 1995.Semakin tinggi pH air dapat mengakibatkan proses klorinasi tidak efektif karena 90% dari asam hipoklorit itu akan mengalami ionisasi menjadi ion hipoklorit sehingga khasiat desinfektan yang dimiliki klor akan menjadi lemah atau berkurang Elly, 2007. Dengan berkurangnya khasiat dari klor tersebut dapat menyebabkan daya bunuh klor terhadap bakteri dalam air sangat lemah sehingga masih terdapat bakteri dalam air kolam renang. Klorin dapat bekerja secara efektif sebagai 30 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 7, No. 1 Juli 2013 26–31desinfektan jika berada dalam air dengan pH 7 Elly, 2007.Keluhan Kesehatan Pengguna Kolam Renang Tirta Krida dan GOR Sendang Delta SidoarjoTabel Kesehatan Setelah Berenang pada Pengunjung Kolam Renang Tirta Krida dan GOR Sendang Delta, Mei 2009Keluhan kesehatan setelah pengguna kolam renangTirta Krida GOR Sendang Deltan%n%Ada Keluhan 49 51,6 69 74,2Tidak ada keluhan 46 48,4 24 25,8Total 95 100,0 93 100,0Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung kolam renang Tirta Krida 51,6% dan GOR Sendang Delta 74,2% menyatakan adanya keluhan kesehatan yang dialami setelah berenang. Banyaknya keluhan kesehatan ini berupa adanya iritasi mata, iritasi kulit dan terjadinya kecelakaan saat mata yang terjadi pada kedua kolam renang disebabkan karena penggunaan kaporit yang terlalu banyak setelah dilakukan klorinari, sehingga mata mudah menjadi merah, pedih, dan terasa gatal setelah berenang apabila tidak menggunakan kacamata renang. Sedangkan sebagian besar pengunjung yang mengalami iritasi kulit pada kedua kolam renang, mengeluh merasakan kulitnya terasa kering setelah berenang. Adanya keluhan kesehatan berupa iritasi mata dan iritasi kulit pada pengunjung baik di kolam renang Tirta Krida dan GOR Sendang Delta juga dapat mempermudah penularan penyakit menular pada pengunjung kolam infeksi mata yang dapat ditularkan melalui kolam renang adalah moluskum kontagiosum dan konjungtivitis adenovirus. Infeksi kulit yang bisa terjadi adalah “Hot tub rash” adalah infeksi kulit yang disebabkan karena Pseudomonas. Otitis eksterna atau “swimmer’s ear” adalah infeksi telinga yang disebabkan karena Pseudomonas aeruginosa yang juga ditularkan lewat kolam renang. Penyakit kulit yang penularannya dapat melalui kolam renang adalah cercarial dermatitis. Gangguan ini sering dikenal sebagai penyakit swimmer itch. Gejalanya berupa kulit yang terasa panas terbakar, gatal, pada kulit tampak bintil seperti jerawat kecil kemerah-merahan kadang disertai melepuh. Dalam keadaan luka terbuka pada kulit infeksi yang bisa terjadi adalah terkena kuman vibrio parahemolitikus atau vibrio kesehatan lainnya adalah terjadinya kejang otot dan terpeleset di kolam renang. Hal ini dapat dihindari dengan melakukan penalaran sebelum berenang dan lelah berhati-hati pada saat berjalan di permukaan lantai yang kesehatan yang terjadi setelah berenang dapat dicegah dengan menggunakan alat pelindung diri APD saat akan berenang, misalnya penggunaan kacamata renang, sunblock, dan pelindung kepala. Penggunaan kacamata renang saat berenang akan mengurangi iritasi mata, sedangkan penggunaan sunblock akan mencegah keluhan terjadinya iritasi kulit setelah DAN SARANKualitas air kolam renang Tirta Krida dan GOR Sendang Delta berdasarkan parameter fisika, mikrobiologi, dan kimia belum sepenuhnya memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990. Pada kolam renang Tirta Krida hasil pengukuran parameter yang tidak memenuhi syarat adalah bau yang timbul karena kaporit, dan kadar sisa klor. Sedangkan kolam renang GOR Sendang Delta hasil pengukuran parameter yang tidak memenuhi syarat adalah kejernihan air, MPN koliform, pH, dan kadar sisa besar pengunjung kolam renang Tirta Krida 51,6% dan GOR Sendang Delta 74,2% mengaku adanya keluhan kesehatan yang dialami setelah berenang. Keluhan kesehatan yang dialami adalah iritasi mata dan iritasi kulit setelah mereka berenang serta terdapat beberapa kecelakaan saat mereka berenang misalnya kejang otot dan terpeleset di kolam pihak pengelola kolam renang sebaiknya memeriksakan air kolam renang ke laboratorium lingkungan secara berkala untuk mengetahui kualitas air kolam renang dan memperbaikinya apabila hasil yang didapatkan belum memenuhi persyaratan yang ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990. Bahkan bila memungkinkan dilakukan pemeriksaan terhadap kadar klor dan pH oleh 31D W Cita dan R Adriyani, Kualitas Air Kolam Renang dan Keluhan Kesehatan Penggunapengelola kolam renang mengingat peralatan tersebut untuk mengukur kedua parameter tersebut cukup murah dan mudah dioperasikan. Pengunjung yang berenang sebaiknya menggunakan alat pelindung diri APD saat berenang untuk mencegah timbulnya keluhan kesehatan setelah berenang. Dinas Kesehatan Sidoarjo, seharusnya melakukan pengawasan sanitasi terhadap kolam renang umum secara PUSTAKAEffendi, H. 2004. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta 2007. Kadar Sisa Chlor dan Kandungan E. Coli Air PT Dream Succes Airindo DAS. Skripsi. Universitas Airlangga, Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/ IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas 1994. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta UGM University 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta ANDI. ... Monitoring kualitas air pemandian sangat penting dilakukan secara periodik sebagai upaya pencegahan terjadinya penyakit akibat di sarana rekreasi air seperti kolam renang dan pemandian umum. 27 ...Diva Alishya Shafwah Retno AdriyaniEva Rosdiana DewiShaharuddin Mohd ShamLatar belakang Sarana rekreasi air yang menggunakan air alami atau disebut pemandian umum berpotensi menyebabkan penyakit bagi penggunanya, diantaranya adalah keluhan penyakit kulit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan perilaku pengguna pemandian umum dengan keluhan penyakit kulit setelah berenang di pemandian Penelitian ini merupakan penelitian observational dengan desain cross sectional. Variabel dependen adalah keluhan penyakit kulit, sedangkan variabel independen adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan pengunjung terhadap pencegahan penyakit yang dapat terjadi setelah berenang di pemandian umum. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuisioner secara online dengan kriteria inklusi yang ditetapkan. Penelitian dilakukan terhadap pengguna Pemandian Bektiharjo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Diperoleh 100 responden yang bersedia berpartisipasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik pengguna Pemandian Bektiharjo yaitu berjenis kelamin laki-laki 48%, berumur Âł17 tahun 82%, dan tingkat pendidikan terakhir tinggi 69%. Keluhan penyakit kulit dialami oleh 86% pengguna, berupa keluhan dengan tingkat ringan. Aspek perilaku yang berhubungan signifikan dengan keluhan penyakit kulit adalah pengetahuan p=0,002. Pengguna pemandian umum kurang memiliki kebiasaan atau tindakan pencegahan terjadinya penyakit kulit 69%.Simpulan Pengetahuan mengenai pencegahan terjadinya penyakit kulit di pemandian umum berhubungan dengan keluhan penyakit kulit setelah berenang di Pemandian Bektiharjo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Disarankan agar pengelola pemandian umum memberikan edukasi pada pengunjung dan memonitor kualitas air pemandian secara periodik. ABSTRACT Title Relationship of Knowledge, Attitudes, and Practices of Swimmers with Skin-related Illnesses in Bektiharjo Recreational Water, Tuban, East Java, IndonesiaBackground Recreational water illnesses RWIs can be caused by chemicals and germs found in the freshwater public bath we swim or play in, such as skin diseases. This study aims to analyze the relationship between the behavior of users and complaints of skin diseases after swimming or playing in freshwater. Method This research was an observational study with a cross-sectional design. The dependent variables were complaints of skin diseases, while the independent knowledge, attitudes, and visitors' habit are to prevent recreational water illness. Data collection was carried out by online questionnaires with specific inclusion criteria. The subjects were users of the Bektiharjo pools, Tuban Regency, East Java. There were 100 respondents were participated and the data were analyzed by chi-square The study found that the users of the Bektiharjo pools were male 48%, aged Âł17 years 82%, and had high education 69%. Skin disease complaints are found by 86% of users, mostly at a mild level. The knowledge of skin disease prevention was significantly related to complaints of skin disease p= Most users have bad habits in skin disease prevention 69%.Conclusion Knowledge about the prevention of skin diseases is related to complaints of skin diseases following exposure to Bektiharjo Public Baths, Tuban Regency, East Java. It is recommended that public bath managers provide education to visitors and freshwater quality should be monitored periodically.... Beberapa mikroorganisme yang termasuk dalam penyakit water borne disease seperti Escherichia coli, Salmonella, Giardia, Shigella, Hepatitis A, faringo konjungtivitis oleh adenovirus Cita and Adriyani, 2013;Lifewater, 2019. Air kolam renang merupakan satu diantara sumber air yang dapat menjadi wadah transmisi penularan penyakit antar orang. ...Fajar Bakti KurniawanYulianus Wima Krisna AlfredaAsrianto AsriantoLoly Sabrina SitompulChlorine is a chemical that functions as water disinfection, often used in swimming pools to kill microorganisms such as pathogenic bacteria in the water. The general objective of this study was to determine the relationship between chlorine levels, and microbiological quality in swimming pool water in Jayapura City. This type of research is descriptive research with a cross-sectional design. Determination of residual chlorine content, and microbiological quality in this study was carried out using Spectrophotometry, and MPN Test methods. The results showed that the chlorine content of the swimming pool Wa mg/l, Fu mg/l, and Aj mg/l. The examination of the coliform bacteria population showed that the MPN value in Wa coliform swimming pool water was 0/100 ml, and coliform stools were 0/100 ml. Swimming pool Fu coliform as much as 91/100 ml, and fecal coliform as much as 23 /100 ml. Swimming pool Aj coliform as much as >1100/100 ml, and fecal coliform as 20/100 ml. This study concludes that the chlorine levels in the Wa swimming pools, and the MPN swimming pools of Fu, and Aj are not under the Minister of Health Regulation No. 32 years 2017. Keywords Coliform, Swimming pool, MPN... 9 Konsentrasi sisa klor yang kurang dapat menyebabkan bakteri dalam kolam renang tidak terdesinfeksi secara optimal, sedangkan konsentrasi sisa klor yang berlebih dapat menimbulkan gangguan kesehatan karena kadar sisa klor yang tertinggal dalam kolam renang melebihi batas aman yang telah ditetapkan. 10 Adapun gangguan kesehatan yang ditimbulkan akibat paparan klor yang berlebih adalah iritasi saluran nafas, sesak nafas, sakit tenggorokan, batuk, iritasi kulit, dan iritasi mata. 11 Selain klor, penyebab terjadinya gangguan iritasi mata pada pengguna kolam renang adalah kebiasaan buang air kecil, buang ingus dan meludah di kolam renang, serta membilas badan di kolam renang dengan menggunakan sabun dan shampoo yang dapat mempengaruhi kandungan amonia dalam air kolam renang. ...Background The water in swimming pools is filled with chemicals which causes the eyes goggles is the best way to protect swimmer eyes from all the chemicals in the swimming pool. This research aimed to analyze the relationship between knowledge and attitude with the use of swimming goggles by divers community members when they get practice at Tawangalun Swimming Pool, Banyuwangi. MethodThis is an analytical research with cross-sectional population was children members of Divers Community as users of Tawangalun Swimming Pool, Banyuwangi. The sample was drawn through a simple random sampling procedure, with sample size were 30 respondents. Data collection were done by interviewing respondents using questionnaire. The data were analyzed with chi-square to get the relationship between knowledge and attitude with the use of swimming goggles α / l while the rest less than the minimum threshold 500 mg / l. Statistic test result indicated that there were 2 variables related to the incidence of Dry Eye Syndrome, knowledge p = 0,037 and action p = 0,035. In the conclusion, the result of pool water chemical quality measurement showed that some of pool water had not met the requirement in accordance to Ministry of Health Regulation Number 416 in 1990. Therefore it is important to conduct management and routine supervision of the swimming pool also perform health promotion to prevent Dry Eyes Syndrome in swimming pool EffendiEffendi, H. 2004. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta Sisa Chlor dan Kandungan E. Coli Air PT Dream Succes Airindo DASA R EllyElly, 2007. Kadar Sisa Chlor dan Kandungan E. Coli Air PT Dream Succes Airindo DAS. Skripsi. Universitas Airlangga, S SlametSlamet, 1994. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta UGM University Pencemaran LingkunganW A WardhanaWardhana, 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta ANDI.

cara meningkatkan kualitas air kolam yang sehat adalah kecuali